Air adalah sumber kehidupan. Tanpa air kehidupan akan menjadi gersang.
Geographer - Free Researcher - Geography Teacher - Hydrology Interest - Aktivis

Gerakan Peduli Air

Edisi I Gerakan Peduli Air, Desember 2017

AIR MAHAL, BUKAN BARANG GRATIS
Oleh: Ahmad Munir
Apa pentingnya menghemat air?
Bagi anda, mungkin sebagian masih berfikir air barang gratis, dapat ditemukan dengan mudah, dan harganya relatif terjangkau. Pikiran ini hendaknya dibuang jauh-jauh, karena jika anda masih berfikir demikian, padahal anda tinggal di perkotaan, sungguh anda akan membayar air dengan harga yang sangat tinggi.
Misalnya, anda tinggal di perkantoran di beberapa pusat kota di Jakarta, misalnya di Gedung Perkantoran Gatot Subroto, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, anda akan membayar dengan harga yang sangat tinggi.
Jikalau gedung perkantoran anda patuh dengan biaya air, maka pajak rata-rata air tanah lebih mahal dibanding air perpipaan. Air tanah dalam dikenakan pajak kisaran 900 per meter kubik. Itu baru air untuk kebutuhan mandi cuci dan kakus (MCK).
Bagaimana dengan harga air untuk konsumsi?
Rata-rata orang akan membayar kisaran 3000 per 150 mL, untuk air mineral botol. Jika dalam satu hari anda menghabiskan dua botol, maka harga yang harus anda bayar Rp 6000.
Jika anda mengkonsumsi air isi ulang, maka rata-rata dari anda membayar Rp 5000, - (belum termasuk transportasi air), untuk kebutuhan anda kisaran 1 minggu.
Jika anda mengkonsumsi air perpipaan, dari sumber perusahaan air minum daerah, anda harus membayar air dengan harga cukup tinggi. Pada intinya air bukan barang gratis. Salah besar jika air dianggap barang gratis.
Paling murah sekalipun, jika air tanah dari sumur di rumah anda yang anda manfaatkan, maka ada biaya listrik untuk menyedot air dengan pompa. Pompa membutuhkan energy yang tidak sedikit. Pada intinya, gerakan hemat air adalah kampanye yang maha penting, bagi warga kota, khususnya kota Jakarta saat ini. #GerakanPeduliAir.

Edisi 2 Gerakan Peduli Air, Desember 2017
Kenapa Jakarta kekurangan Air Bersih?
Air bersih adalah air yang memiliki standard di atas baku mutu. Secara sederhana, kualitas air dapat ditentukan dari rasa, bau, dan warna, sebelum dilakukan secara detail kandungan mineral, klorofil, atau pencemar yang ada dalam air. Secara ilmiah, dalam laoratorium kualitas air diukur berdasarkan nilai Derajat keasaman (Ph), kandungan oksigen (DO), Kandungan (BOD), dan kandungan lainnya dalam air. Warga Jakarta lebih memilih air tanah dibanding air permukaan, karena kualitas air tanah yang lebih baik dibanding air permukaan pada umumnya. 
Krisis Air
Secara aktual dan alamiah, Jakarta sudah mengalami krisis air. Krisis air disebabkan karena kebutuhan aktual dengan permintaan aktual, sudah tidak sebanding. Jadi Jakarta terpaksa memenuhi kebutuhan airnya dari daerah lain, lebih tepatnya daerah sekitar Jakarta. Untuk air baku PAM, Jakarta memanfaatkan 80% sumber air dari waduk saguling, Purwakarta. Sisanya disupplai dari Tangerang dan sekitarnya.
Kondisi krisis memuncak pada saat terjadi kemarau panjang. Pada saat yang sama daerah lain juga membutuhkan sumber air. Sehingga kadang-kadang krisis air di Jakarta menyebabkan pasokan daerah lain berkurang. Dengan kata lain, supplai air untuk daerah lain dikorbankan untuk memenuhi beban dan kebutuhan air Jakarta.



This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free