Air adalah sumber kehidupan. Tanpa air kehidupan akan menjadi gersang.
Geographer - Free Researcher - Geography Teacher - Hydrology Interest - Aktivis

Jakarta Tenggelam 2030

LOGIKA JAKARTA TENGGELAM 2030, LOGIKA ZANASI BUKAN ADMINISTRASI
 
Pendahuluan
Jakarta tenggelam sering dikaitkan dengan pemanfaatan air tanah di gedung bertingkat. Menurut saya logika ini agak tidak tepat, semestinya Jakarta akan tenggelam pada zona daratan yang lebih rendah dari rata-rata muka air laut.
Perdebatan di kalangan para ahli, lewat simposium, seminar, kajian ilmiah dan lainnya lebih banyak menyetujui pendapat Jakarta akan tenggelam 2030. Tentu pendapat ini tidak serta merta keluar, akan tetapi sudah melalui berbagai kajian analisis data. Akan tetapi menjadi lebih heroik pada saat dipublikasikan dengan judul Jakarta tenggelam.
Tentu judul ini perlu saya kritisi, pertama dari aspek istilah, tenggelam memuat makna terendam air dalam tempo waktu yang cukup lama. Pertanyaan saya, apakah scenario dari berbagai hasil kajian juga memberikan batasan pada definisi tenggelam, sebagaimana yang dimaksud dengan tenggelam sesuai kebenaran ilmiah, yang saat ini diyakini masyakat umum. Tentu tenggelam yang dipersepsikan masyarakat adalah genangan air dengan ketinggian tertentu, yang dalam tempo lama sudah tidak mengalir ke laut. Jika terminologi ini yang dipakai, maka Jakarta Tenggelam 2030, kemungkinannya menjadi sangat kecil.
 
Pembahasan
Tenggelam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan “masuk terbenam ke dalam air”. Dalam konteks pemberitaan Jakarta Tenggelam, maka maknanya oleh sebab beban bangunan bertingkat, dan keroposnya formasi air tanah dalam, menyebabkan sebagian zona di Jakarta lebih rendah dibawah muka air laut dan jika air laut mengalami kenaikan kemungkinan terbenam. Terbenam pula mengandung makna tergenang dalam tempo yang lama. Tentu pemaknaan ini, terlalu dini jika diambil kesimpulan demikian, yang lebih tepat kiranya Jakarta Tergenang. Jika terminology tergenang yang digunakan, maka potensinya adalah tergenang air dalam tempo waktu tertentu, kemudian kembali pada keadaan semua, tidak tergenang.
 
Kemungkinan tergenang lebih besar untuk konteks Jakarta saat ini. Tentu prediksi 2030 memungkinkan terjadinya Jakarta tenggelam. Namun, tenggelam dalam arti zonasi, hanya bagian tertentu dari wilayah DKI Jakarta, yang kemungkinan karena penurunan tanah, oleh sebab ekstraksi air tanah yang berlebihan, yang menyebabkan kedudukan daratan lebih rendah dibanding rata-rata tinggi muka air laut. Jika kondisinya sudah demikian, zona ini jelas akan mengalami tenggelam.
 
Penutup
Publik khususnya warga Jakarta saya kira perlu mendapat porsi pemberitaan yang pas. Ini sebagai bagian dari tanggung jawab publik dari media untuk ikut mencerdaskan warga. Jakarta tenggelam yang dimaksud dalam berbagai kajian tentu tenggelam dalam makna zonasi, pertama, daratan Jakarta yang terletak dibawah rata-rata muka air laut kemungkinan akan tergenang dan tenggelam, kedua, Jakarta tenggelam adalah logika zonasi, bukan administrasi. Kemungkinan kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan tenggelam kecil sampai 2030 jika didasarkan pada scenario kenaikan muka air laut.
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free