Air adalah sumber kehidupan. Tanpa air kehidupan akan menjadi gersang.
Geographer - Free Researcher - Geography Teacher - Hydrology Interest - Aktivis

Green City Development Jakarta

ALTERNATIF SARAN
JAKARTA MENUJU KOTA BERWAWASAN LINGKUNGAN MELALUI KONSEP GREEN CITY DEVELOPMENT
(Peluang dan Tantangan Jakarta menjadi Green City)

1.       Konsep Green City Development di Jakarta
Kota Hijau (Green City) sebagai sebuah konsep kota masih relevan untuk diterapkan di Jakarta. Dari Analisis SWOT, telah diketahui kekuatan, potensi, kelemahan dan ancaman Jakarta sebagai kota hijau sekaligus kota yang sustainable. Jika dikembangkan menjadi green city ada konsekuensi yang harus ditanggung Jakarta.
Paradigma konsep keberlanjutan (sustainable) yang sekarang berkembang adalah keseimbangan antara lingkungan, sosial dan ekonomi dari semula paradigma yang berkembang ekonomi lebih mendominasi pandangan tentang pembangunan. Faktanya, saat ini Jakarta telah tumbuh sebagai kota yang melebihi daya tampung dan daya dukungnya bagi warganya. Kondisi ini menuntut paradigma pembangunan kota Jakarta digeser lagi pada paradigma yang lebih ekstrim, yaitu lingkungan harus mendominasi ekonomi dan sosial.
Faktanya sistem sosial dan sistem ekonomi saat ini mendominasi seluruh paradigma pembangunan di Jakarta. Contohnya, proyek reklamasi pantai teluk Jakarta yang mengubah sistem sosial dan sistem lingkungan pada tujuan ekonomi. Sistem ekonomi mendominasi sistem sosial dan lingkungan pada semua aspek perencaan pembangunan yang dikerjakan.
2.       Pendekatan Ekologi dalam Menangani Masalah Jakarta sebagai Alternatif Saran
Green development city di Jakarta perlu diterjemahkan secara komprehensif dan aplikatif di semua level kebijakan. Dimulai dari tahap mempersiapkan sumber daya (resources) untuk pembangunan, tahap pembangunan (development), tahap proses pembangunan (proceses), hingga tahap hasil pembangunan (output). Semua tahapan itu harus menstandarkan hijau dan keseimbangan ekologi sebagai basis pembangunannya.
1.    Green Resources
Sebagai kota industry, jasa dan perdagangan maka mewujudkan Green City Development untuk Jakarta perlu di mulai dengan tahapan berikut: 1) green knowledge 2) Green Research 3) Plant Material Standarization. Pada tahap ini, semua perencanaan kota dan kegiatan pembangunan yang berlangsung di dalamnya perlu ditekankan pada pengetahuan yang hijau. Dengan modal green knowledge maka substansi green akan masuk dalam setiap kegiatan perencanaan pembangunan.
Beberapa kegiatan substansial yang bisa ditekankan pada aspek green knowladgenya antara lain:
a)    Kebijakan Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran Berbasis Lingkungan
Kajian tentang kebijakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sejauh ini lebih pada prioritas pendidikan dan kesehatan atau sector lainnya. Kebijakan berbasis ego-sektoral ini tidak mampu memecahkan masalah secara komprehensif. Dalam kaitannya perlu rasio anggaran belanja untuk program pro-environmental yang tinggi sebanding dengan sistem lingkungan yang dirusak. Jika rasio daya dukung Jakarta untuk penduduknya sudah 3: 1, maka dalam konteks penentuan anggaran untuk program pro-environmental harus juga 75%: 25%. Juga diperlukan tarikan retribusi/pajak yang lebih besar pada produk-produk yang tidak berstandar hijau.
b)    Perencanaan Ruang berbasis Penghijauan
Saat ini, teridentifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari berbabagi sektor di Jakarta baru mencapai 9.8%. Rasio ini masih dibawah ketetapan Undang-undang penataan ruang yang mengamantkan RTH di perkotaam minimal 30%. Pencapaian ini masih belum sampai pada target minimum. Maka diperlukan komitmen kebijakan penambangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang masif.
2.    Green Development
Dengan jumlah penduduk mencapai 9.5 Juta jiwa pada malam hari, maka kebutuhan energy sangat besar. Semua kegiatan di Kota ini perlu menerapkan konsep: 1) Environment friendly technology 2) Strick Compliance 3) Efficiency Proceses 4) Simple minimalist and green collaboration. Teknologi ramah lingkungan dalam kontek pembangunan di Jakarta substansinya bisa ditekankan pada aspek pengadaan barang dan jasa yang lebih ramah lingkungan. Ketentuan tentang ramah lingkungan juga perlu ditekankan pada aspek pelaksanaan kegiatan. Maka standar acuan green secara nasional maupun internasional dapat diterapkan dalam semua kegiatan pembuatan produk dan jasa, terutama yang mempengaruhi penataan ruang dan struktur ruang.
3.    Green Procesess
Dalam kaitanya dengan pelaksaan pembangunan yang berstandar green processes, maka perlu regulasi yang berstandar aman bagi pekerja (safe operation), lingkungan perusahaan dan lingkungan masyarakat. Hal yang paling ditekankan dalam konteks penataan ruang pada aspek green processes adalah memastikan semua perencanaan dan kegiatan pembangunan memperhatikan limbah yang dihasilkan. Masalah utama yang dihadapi Jakarta dalam konteks ini, pemerintah mengabaikan beberapa standar kegiatan yang berdampak penting pada lingkungan. Sehingga semua kegiatan yang berkaitan dengan aspek ruang, cenderung mengabaikan polusinya. Maka paket kebijakan environment control perlu ditetapkan dalam semua kegiatan. Perlu dilakukan proses control dalam melihat sumber dampak.
4.    Green Output
Dalam kaitannya dengan hasil pembangunan yang ada saat ini, produk perencaan ruang faktanya masih menghasilkan 1) pencemaran limbah sampah 2) sanitasi yang buruk/kotor 3) kepadatan penduduk dan 4) Kekumuhan. Hendaknya produk-produk perencaan ruang, baik dalam bentuk perda maupun peraturan-peraturan lainnya hendaknya mendasarkan pada produk yang ramah lingkungan (environment friendly produk), ramah sampah (green waste), (save for human).
Hasil pembangunan yang berstandar lingkungan hendaknya berusaha mengubah fakta-fakta produk pembangunan di atas dengan fakta-fakta baru. Fakta-fakta baru hasil pembangunan bisa tercapai apabila keseluruhan proses pembangunan didasarkan pada standar lingkungan yang baik. Dengan demikian memungkinkan semua produk perencanaan pembangunan khususnya perencanaan ruang di Jakarta menghasilkan lingkungan yang teratur dan ramah lingkungan.
Dari keseluruhan landasan pemikiran pembangunan yang berkembang di pemerintah, masyarakat, maupun swasta, dapat digarisbawahi bahwa pembangunan berbasis/pendekatan ekologi (ecological approach) harus diutamakan dari pada pendekatan pembangunan berbasis teknik (technical approach). Dengan demikian, dalam menghadapi ancaman/kelemahan yang terus berlangsung di Jakarta, pendekatan ekologi lebih menjamin keberlanjutan dan kelangsungan Jakarta sebagai ibu kota yang ramah lingkungan (green city).

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free